Pondok Ungu Permai DD 6/22
Kaliabang Tengah
Bekasi Utara 17125
Tel. 021 – 888.1721
Ernest Mariyanto, putra dari G. Ernest Saudi Pantjapawira dan Brigitta Simpen, lahir di sebuah desa di ujung timur Pulau Jawa, yakni Curahjati / Grajagan, Banyuwangi 14 Oktober 1948. Pendidikan dasar ia tempuh di Sekolah Rakyat Katolik Curahjati, lulus 1962. Kemudian ia melanjutkan studi di Seminarium Marianum Lawang, di mana secara resmi / administratif tercatat sebagai siswa SMP Katolik Lawang (lulus 1965), kemudian SMA Katolik Santo Albertus (Dempo), Malang, lulus 1968. Pendidikan akademis ia lewatkan di Institut Filsafat Teologi (sekarang Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi Widya Sasana), Malang, 1971. Untuk menyegarkan dan meningkatkan karya pelayanan, pada 1983 ia mengikuti kursus pastoral-liturgi di Amecea Pastoral Institute, Kenya, Afrika Timur.
Ia memasuki dunia kerja pada tahun 1971 sebagai wartawan pada Surat Kabar Mingguan KONTAK, Malang. Pada awal 1972 ia beralih ke bidang kerja dalam lingkup Gereja sebagai karyawan Pusat Pastoral/Komisi Liturgi KWI, yang waktu itu berkantor di Surakarta, 1972-1976, kemudian sebagai karyawan Komisi Liturgi (Komlit) KWI sampai pensiun pada 2003. Di Komlit KWI ia menduduki beberapa jabatan penting, a.l. sebagai Sekretaris II Komlit KWI, anggota Dewan Inti dan Dewan Pleno Komlit KWI. Ia juga menjabat koordinator Seksi Musik Komlit KWI, Koordinator Tim Doa dan Tim Nyanyian untuk buku Puji Syukur, Ketua Seksi Kesenian Komlit KWI.
Ia mengajar Musik Liturgi pada TOR Anging Mammiri, Yogyakarta, memberi kuliah liturgi pada Fakultas Teologi Wedabhakti, Yogyakarta, memberi kuliah musik pada STT Jakarta, memandu lokakarya / penataran / seminar liturgi dan musik liturgi (paroki, keuskupan, regio, nasional). Satu program penting yang ia gagas dan laksanakan dalam kerjasama dengan Bimas Katolik Departemen Agama Republik Indonesia adalah Lokakarya dan Pagelaran Musik Gereja (LPMG) yang memadukan dua kegiatan, yakni lokakarya komposisi nyanyian gerejawi dan pagelarannya. Program ini dilaksanakan baik pada tingkat regio maupun keuskupan. Program ini sudah menghasilkan ratusan nyanyian gerejawi inkulturatif yang siap dipakai untuk menyemarakkan liturgi.
Sejak akhir 2003 ia pensiun dari pegawai (Komisi Liturgi) KWI, dan sekarang mengelola Sanggar Bina Liturgi, suatu arena studi, edukasi, konsultasi, kreasi, dan selebrasi di bidang liturgi dan musik liturgi.
Bakat musik mulai diasah sewaktu duduk di bangku SMP lewat kursus piano, direksi, dan olah komposisi. Tetapi bakat ini baru matang ketika ia bekerja di Komlit KWI. Banyak karya musik lahir dari dia, dimuat dalam berbagai buku (Madah Bakti, Kidung Adi, Puji Syukur, Seri nyanyian rohani anak-anak Tunas Musika, Seri lagu gereja inkulturasi, kumpulan nyanyian Amecea Pastoral Institute, dan berbagai publikasi lepas (tidak dibukukan).
Ia juga menulis cukup banyak buku liturgi; di samping puluhan judul sebagai karya pribadi, banyak buku yang digagas, diterjemahkan, disunting, dan disusun, yang kemudian diterbitkan sebagai edisi resmi Gereja Indonesia (Komlit KWI). Karya best-sellernya antara lain Kumpulan Ibadat Lingkungan 1, yang pada tahun 2010 sudah mencapai cetak ulang ke-30, dan Persiapan Krisma Suci yang sejak 1988 telah disahkan penggunaaanya di sekolah dengan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, dan pada tahun 2006 sudah mencapai cetak ulang ke-15 (buku pembina). Juga pantas dicatat karya pentingnya Kumpulan Ibadat Lingkungan 2 (Kanisius), Kamus Liturgi Sederhana (Kanisius, 2003), Doa dari Alkitab (Kanisius 2005), Ibadat Minggu Diaspora (Kanisius 2008), dan Paham dan Trampil Berekaristi (Yayasan Pustaka Nusatama 2008); Panduan Liturgi Hari Minggu dan Hari Raya: Panduan Mempersiapkan, Merancang, dan Melaksanakan Liturgi – Tahun A (Kanisius 2010); dan masih banyak judul lain.
Di samping itu tak terbilang artikel liturgi dan musik liturgi yang dimuat dalam aneka majalah: Rohani, Umat Baru, Warta Musik [Liturgi], Hidup, Ekawarta, Media, Fajar Liturgi, Afer [buletin Amecea Pastoral Institute, Afrika Timur], Liturgi, Gottesdienst [Jerman].
Sedangkan karya terjemahan yang dihasilkan Ernest Mariyanto antara lain: Yesus Kekasih Kita Dalam Ekaristi (Marian Center 2005), Tanda–tanda Ajaib Bunda Kudus di Naju (Marian Center 2005), Salam Ratu Surgawi (Dioma 2005), Pesan-pesan Maria kepada para Imam I, II (Marian Center 2006), Seri Mempertanggungjawabkan Iman I,II,III,IV (Dioma 2007), Sari Pati Kitab Suci (Dioma 2007), Hari demi Hari Bersama Maria (Marian Center 2008), Nyanyikanlah Lagu Baru (Dioma 2008), Bruder Elia 1 (Marian Center 2009), Bruder Elia 2 (Marian Center belum terbit), Buku Harian St. Faustina (Kanisius 2009), Ketika Iman Membutuhkan Jawaban – 150 Pertanyaan dan Jawaban Sekitar Iman Katolik (Dioma 2010).